Article Detail

Pertemuan APP 2

Memasuki Masa Prapaskah yang diawali dengan hari Rabu Abu (17/2) maka kita selalu mempersiapkannya sebagai masa permenungan bersama untuk mendalami tema APP. Kita diajak untuk menggunakan masa ini sebagai masa retret agung dengan tiga (3) cara: 1. Doa dan refleksi 2. Pantang dan puasa 3. Amal kasih. Tahun 2020 yang lalu, kita mengalami kendala dalam menghayati masa prapaskah karena mulainya pandemi covid-19. Perhatian kita tersita dengan kekawatiran adanya masalah-masalah baru yang muncul karena covid-19 sehingga kesempatan untuk berkumpul tidak terjadi dalam banyak komunitas.

            Tahun 2021 ini pun kita masih mengalami masa yang sama. Tetapi toh iman ke-Katolikan kita tetap harus bertumbuh, justru di tengah-tengah masa pencobaan seperti ini kita harus semakin menyandarkan diri pada kerahiman Allah. Pada tahun ini Gereja Katolik mengajak kita untuk saling berbagi dalam pertemuan APP dan tema pertemuan APP tahun ini adalah “MEMBANGUN KEHIDUPAN EKONOMI YANG BERBELARASA: SEMAKIN BERTOBAT SEMAKIN SOLIDER”.

            SD Sint Carolus para guru dan karyawan mengadakan pendalaman APP setiap hari Kamis pada pukul 07.00 WIB – 08.00 WIB. Pada pertemuan yang kedua ini kita diajak untuk membahas tentang dilema antara ekonomi atau kesehatan. Tujuan dalam pertemuan ini yaitu menyadarkan kita bahwa pandemi tidak boleh dipandang remeh, Menyadarkan kita bahwa kita musti secara proaktif ikut mendukung kebijakan pemerintah dengan taat pada protokol kesehatan terkait pandemi ini. Menyadarkan kita sebagai orang Katolik, yang merupakan bagian dari masyarakat, dipanggil untuk menjadi teladan dalam mengambil sikap yang benar berhadapan dengan pandemi ini.

            Pada pertemuan yang kedua ini Bapak Ibu Guru dan karyawan diajak untuk mendalami cerita tentang Dilema Ekonomi atau Kesehatan, dengan dipandu beberapa pertanyaan berikut :

1.  Pemerintah merasakan betul betapa sulitnya menentukan pilihan untuk mendahulukan prioritas apakah ekonomi atau kesehatan terkait dampak pandemi ini. Mengapa sampai disebut hal ini sebagai problem dilematis?

Dari pertanyaan yang pertama ini ada dua guru yang menyampaikan pendapatnya yaitu Bu Agnes dan Bu Vivi menyampaikan bahwa keduanya sangatlah penting dan adanya keterkaitan yang sangat kuat dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia ini. Sikap yang diambil dengan cara sedikit demi sedikit membuka sektor ekonomi dan kesehatan dan kita diajak untuk selalu mematuhi protokol kesehatan

2.      Kira-kira solusi apa yang jitu untuk menjembatani dilema ini? Kita sebagai Gereja, mungkinkah dapat terlibat mengatasi hal ini?

Dari pertanyaan yang kedua ini ada tiga guru yang menyampaikan pendapatnya yaitu Bu Rita menyampaikan bahwa keduanya harus tetap berjalan dan kita harus tetap menaati protokol kesehatan dengan sangat baik serta terus menjaga daya tahan tubuh dengan baik. Kemudian Bu Rosa menyampaikan bahwa semua warga Gereja wajib menaati protokol kesehatan dengan baik serta tetap menjaga ekonomi dengan baik dengan cara memanfaatkan lingkungan halaman rumah dengan menanam cabe, jahe, kunyit, dan lain-lain. Selanjutnya Ibu Entika menyampaikan bahwa pemerintah membuat aturan dengan baik contohnya Gereja membuat aturan bahwa umat yang berumur lebih dari 60 tahun disarankan untuk mengikuti misa secara online. (Ignatius Dwi Cahyo J.)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment