Article Detail
Museum Bengkulu
Bengkulu, 24 Januari 2025
Hari ini kami peserta didik kelas V SD Sint Carolus berkesempatan untuk mengunjungi Museum Negeri Bengkulu yang terletak di Jalan Pembangunan No. 08 Padang Harapan , Kota Bengkulu. Adapun tujuan kunjungan kami kesana untuk melihat secara langsung bagaimana Tempat Wisata Sejarah Bengkulu menyimpan berbagai peninggalan bersejarah yang berhubungan dengan pembelajaran Seni Budaya Bengkulu di sekolah.
Kami yang melakukan kunjungan kesana terdiri dari 75 peserta didik, 3 wali kelas VA, B dan C juga 4 orang bapak/ibu guru lainnya sebagai tim dokumentasi dan pendamping.
Museum Negeri Bengkulu berjarak 4,9 KM dari sekolah yang dapat ditempuh selama 15 menit perjalanan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum lainnnya. Untuk masuk ke dalam museum, para peserta didik dikenakan biaya Rp. 2000 dan bapak/ibu guru pendamping Rp. 3000 rupiah.
Memasuki area museum kami disuguhi dengan berbagai aturan yang harus dipatuhi selama di sana, misalnya tidak makan/minum di dalam museum, tidak merusak barang, tidak memotret atau mengambil video secara sembarangan dan lain-lain. Aturan ini juga disampaikan secara lisan oleh salah satu petugas yang ada di Museum.
Prasasti yang terdapat di bagian pintu masuk Museum menunjukkan bahwa museum ini berdiri pada tanggal 1 April 1978 yang awalnya berada di Benteng Malborough namun mengalami perubahan lokasi yakni di jalan pembangunan pada tanggal 3 januari 1983 dan diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan Drs. G.B.P.H Poeger atas nama menteri pendidikan dan kebudayaan berdasarkan SK Mendikbud No 0754/01/1987 Tanggal 2 Desember 1987.
Saat masuk ke dalam gedung, hal pertama yang kami lihat adalah Peta Provinsi Bengkulu dengan pembagian wilayah Kota/Kabupatennya. Di sana juga digambarkan bagaimana profil dari masing-masing daerah . Di samping profil wilayah Bengkulu, terdapat beberapa benda sejarah peninggalan Budaya Megalit serta gambaran kehidupan mereka pada saat itu, mulai dari Menhir, Belicung dan Tempayan . Sejarah Provinsi Bengkulu juga tak lepas dari pengaruh Budaya Hindu/Budha yang ditandai dengan temuan situs trisakti di Suban Air panas dimana pada situs ini ditemukan lingga yang merupakan lambang Dewa Siwa. Namun Agama Islam memiliki pengaruh yang lebih dominan dan diperkirakan masuk pada awal abad XV yang berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat Bengkulu. Bengkulu juga memiliki sejarah kerajaan Islam yang dikenal sebagai penghasil lada terbaik, yakni Sungai Serut, Selebar, Sungai Itam, Depati Tiang Empat di Lebong dan anak sungai di Muko-Muko.
Pada bagian belakang gedung museum terdapat visualisasi rumah adat berbagai suku yang ada di Bengkulu, ragam flora juga fauna yang hidup di hutan pedalaman Bengkulu, seperti bunga Rafflesia, harimau Sumatera, ular, beruang, burung juga tak ketinggalan gading Gajah yang sudah mati karena sakit di pusat pelatihan gajah daerah Seblat, Bengkulu Utara.
Untuk gedung lantai 1 museum terdapat numismatika haraldika dimana terdapat berbagai uang kertal dan uang giral sebagai alat tukar pada masa lampau. Selain uang, terdapat juga berbagai jenis kain tenun , anyaman, alat musik dan juga kesenian.
Sangat menyenangkan boleh berkeliling ke museum negeri Bengkulu, selain berwisata, kami juga mendapatkan ilmu yang tentunya mahal harganya karena kami bisa melihat bagaimana gambaran kehidupan masyarakat Bengkulu pada masa lampau dengan semua peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik sebagai bentuk kekayaan budaya dimana kami tinggal.
Pesan yang kami baca pada tampilan layar LED Museum, jangan pernah lupakan sejarah yang mengingatkan kami kembali akan slogan Pak Soekarno sebagai Presiden Pertama Indonesia “Jasmerah” yakni jangan sekali-kali meninggalkan sejarah,” Ungkapan ini pula yang menyadarkan kami sebagai generasi muda untuk mengingat, meneruskan dan mewariskan nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang selaras dengan nilai Celebration yang kami peroleh dari sekolah, mensyukuri hidup sebagai anugerah. Anugerah dari yang kuasa dan anugerah yang diperoleh berkat perjuangan para pahlawan di masa lampau. (v.o)
-
there are no comments yet