Article Detail
Berbagai Pandangan tentang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Akibat dari pandemi covid-19 pemerintah mengambil kebijakan lembaga pendidikan mengadakan pembelajaran dengan sistem daring bagi para siswa. Ada berbagai tanggapan baik itu yang positif maupun negatif terhadap sistem pembelajaran daring ini. SD Sint Carolus mengikuti kebijakan Yayasan Pusat Tarakanita untuk menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Berikut tanggapan orang tua, siswa, dan guru mengenai PJJ ini:
- Menurut orang tua
- Selama PJJ anak-anak tidak terlalu terbebani dengan materi pembelajaran karena materi yang diberikan tidak terlalu banyak sehingga anak tidak stres. Orang tua semakin terlibat dalam pembelajaran anak. Anak-anak bisa melakukan PKT di rumah. Namun orang tua merasakan anak sepertinya kurang ingat materi yang diajarkan selama PJJ karena setelah mengerjakan tugas langsung bermain. Kendala untuk pelajaran TIK, anak-anak tidak bisa praktuk di rumah karena programnya tidak didukung laptop. Biaya kuota untuk PJJ meningkat karena masing-masing anak mendapat tugas dari sekolah.
- Awalnya anak senang mengikuti PJJ karena bisa belajar dengan lebih santai. Namun lama-lama anak menjadi bosan karena setiap hari hanya di rumah saja. Mereka rindu berkumpul dengan teman-teman dan gurunya di sekolah. Orang tua merasa kewalahan ketika mengajari anaknya di rumah. Orang tua menyadari ternyata tidak mudah mengajari anak. Anak membandingkan orang tua dengan gurunya di sekolah. Anak-anak merasa lebih enak diajar oleh guru di sekolah karena lebih sabar daripada orang tua.
- Orang tua merasa senang dengan diadakannya PJJ, karena anak tetap belajar walaupun di rumah. Namun, orang tua merasa tidak bisa focus dalam mendampingi anak karena sambil mengasuh anak yang lain.
- Menurut siswa
- Siswa senang bisa mengikuti PJJ karena dapat mandiri dalam belajar. Bisa belajar bersama dengan kakak ketika kedua orang tua bekerja. Namun siswa bosan karena harus di rumah terus tidak bisa bertemu dengan teman-teman dan guru di sekolah.
- Siswa senang dengan adanya PJJ karena dianggap itu sebagai libur sekolah. Kendala yang dihadapi siswa selama PJJ yaitu adanya gangguan dalam jaringan internet, mati listrik, dan kuota habis ketika digunakan. Siswa merasa dengan PJJ menjadi bisa menggunakan handphone dan laptop untuk belajar.
- Siswa merasa senang tetapi juga sedih. Senang karena masih tetap bisa belajar. Sedih karena ketika PJJ jaringan internet sering hilang, mati listrik. Harus menunggu orang tua pulang kerja untuk dapat mengerjakan tugas.
- Menurut para guru
- Para guru sedih dan kecewa jika para siswa kurang menanggapi tugas yang diberikan melalui PJJ misalnya dengan tidak mengerjakan atau menunda pengumpulan tugas.
- Menjadi keprihatinan guru karena ada siswa yang tinggal di lokasi yang tidak terjangkau internet sehingga tidak dapat mengerjakan tugas-tugas PJJ nya. Ada juga siswa yang orang tuanya tidak memiliki HP android sehingga tidak dapat mengerjakan tugas PJJ.
- Siswa kelas bawah mengerjakan tugas PJJ setelah orang tua pulang dari bekerja. Jadi guru kelas bawah melayani orang tua dari pagi sampai malam. (Margaretha)
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment